Rabu, September 11, 2013

101 in 3 Creative Notes



PONDOKAN di sisi kanan tempat saya tinggal waktu kuliah S1 dulu, namanya “Kreatif”. Sejauh pengalaman saya, mereka yang tinggal di sana memang kreatif dan (ternyata) itu menular. Hanya dengan bermodalkan gelas dan sendok, misalnya kami dapat minum teh atau kopi gratis di pagi hari. Pada satu kamar kami meminta teh/kopi. Di kamar lain gula. Pada teman di kamar berikutnya, kami minta air panas untuk menyeduh teh/kopi tadi. Kreatif kan? Hehehe… Saya jadi ingat Charles Darwin. Ilmuwan Inggris ini menyebut spesies yang dapat bertahan hidup adalah mereka yang “mampu beradaptasi”. Sejauh pengalaman saya, mereka yang kreatiflah yang mampu “bertahan hidup”.

Sebaiknya kita jangan terjebak pada definisi. Tafsirkan saja “kreatif” sebagai kecerdasan untuk melakukan dan menghasilkan hal yang berbeda dan berdampak positif. Atau mungkin Anda punya pendapat lain? Silahkan. Buku yang baru saja saya baca ini juga memberi penafsiran tersendiri tentang apa yang disebut kreatif. Yoris Sebastian menuliskan 101 tips kreatifnya dalam buku yang berlabel “Best Seller” itu. Jika Anda termasuk orang yang tidak pernah mendengarkan acara Broadcast Bar di Hard Rock FM, bersiaplah bingung. Yoris juga masih menyisakan beberapa contoh program acara yang rasanya tidak semua orang pernah menikmatinya. Tapi bukan bingung yang menjadi tujuan tulisan ini. Sebaliknya, saya ingin menyederhanakan jumlah 101 menjadi tiga. Fewer rules are the simple rules. Mudah-mudah ini juga bernilai kreatif.

Berbeda. Semua pekerja kreatif pasti melakukan hal-hal yang berbeda dari yang pernah ada sebelumnya. Orang kreatif selalu mengambil jalan yang lebih baru dari apa yang telah ada sebelumnya. Yoris menggunakan istilah #5 Break Your Routine atau #6 Change How You Do You Routine. Satu-satunya rutinitas yang diperbolehkan adalah yang membuat kita tetap dapat kreatif. Misanya membaca buku dan majalah, menonton acara tv atau film yang inspiratif, termasuk membaca twit-twit yang memancing daya kreatif kita. Di buku ini Yoris tidak merekomendasikan Facebook (maaf yaa buat facebooker, hehehe…). Masih dalam konteks tersebut, saya suka kutipan dari Coco Chanel (desainer Prancis): “In order to be irreplaceable, one must different”.

Bermanfaat. Tips kreatif Yoris yang bisa mewakili poin ini adalah #98 Focus on Impact. Abaikan proses yang berbelit-belit kalau toh pada akhirnya tidak menghasilkan sesuatu yang berarti. Karja kreatif tidak akan bernilai jika tidak memberi dampak yang positif pada orang banyak. Dengan dampak ini, kita mendapat #93 Good Karma: “The more you give, the more you’ll get back” (h. 187). Dengan dampak ini pula, kita tidak perlu mempromosikan diri karena karya kitalah yang berbicara tentang siapa kita. Untuk menghasilkan sesuatu yang berdampak, #62 Test Your Ideas to Other. Cari ide paling kecil dan paling mungkin untuk dijalankan dan segera dieksekusi sebaik mungkin. Beranilah mengatakan “tidak” jika ada kemungkinan mengerjakan suatu proyek tanpa kualitas bagus dan terkesan serabutan. Saya jadi ingat ucapan Abraham Lincoln: “Whatever you are, be a good one”.

Belajar. Tentu yang dimaksud di sini belajar dalam arti yang luas. Mulai dari belajar mengenakan pakaian yang nyaman untuk berpikir. Belajar untuk mengambil jeda saat tenaga dan pikiran sudah terkuras tiap 1,5 atau 2 jam. Belajar untuk lebih rileks dan mendengarkan musik. Belajar untuk menerima kesalahan karena pada akhirnya kita dapat belajar dari kesalahan itu. Belajar untuk bertemu dengan orang-orang baru (yang asing bagi kita). Belajar untuk bertukar ide. Belajar untuk menganalisis segala sesuatu yang didorong oleh rasa ingin tahu. Sampai pada belajar hal-hal lain di luar bidang kerja kita sehari-hari. Jose Mourinho yang saat ini melatih klub sepakbola Inggris Chelsea pernah berkata: “Seorang pemain bola yang hebat tidak akan bisa sukses kalau dia hanya belajar sepakbola” (h. 91). Tetapi sungguh, saya sulit untuk bisa percaya seseorang dapat berpikir dan bekerja kreatif jika mereka berhenti belajar .***

Tidak ada komentar: