Sabtu, September 20, 2008

Bintang

TAHAPAN Bintang Satu sampai Bintang Delapan adalah tahapan yang harus kita lalui. Setelah itu menunggu bonus-bonus menggiurkan. Mulai dari perjalanan gratis ke luar negeri, mobil BMW, kapal pribadi (yacht), pesawat pribadi, hingga villa mewah. Begitu katanya dengan penuh semangat menjelaskan. Ini bisnis dahsyat! Saya yang mendengarkan hanya manggut-manggut mafhum. Bukan (atau mungkin belum) tergiur. Saya terpesona dengan perubahan yang terjadi padanya.

Izinkan saya memperkenalkan siapa dia. Adik saya yang satu ini punya kepribadian unik. Setidaknya untuk ukuran kami bersaudara. Hanya dia yang memiliki kelebihan sense of art. Jago gitar, grafis komputer, desain interior. Gaya berpakaiannya menarik. Bahan yang murah sekalipun dapat terlihat menawan bila dia kenakan. Mungkin karena itu, pacarnya cantik-cantik. (Hehehe... untuk urusan yang terakhir ini, jujur saja, bikin saya iri.)

Mungkin karena estetik, sifat sensitifnya begitu menonjol. Rentan pada stress. Tekanan hidup sedikit saja, ditanggapi. Dia berpindah kerja dari satu kantor ke kantor lain, hanya karena merasa tidak 100 persen nyaman. Emang ada kantor yang dapat memberi kenyamanan 100 persen? Kecuali kalau kita yang jadi bos di kantor itu. Hehehe...

Ini memberi semacam efek domino. Ia juga menjadi begitu sensitif pada kegagalan. Untuk memulai sesuatu, selalu terbayang kegagalan dalam benaknya. Aura negatif begitu dominan. Dia jadi lebih senang bermain “aman” dengan memilih yang enak-enak saja. Tidak mau mengambil risiko. Sementara hidup mengajarkan: No Pain No Gain. Tidak mau berani berjuang, yaa... tidak dapat apa-apa! Tetapi itu semua sirna begitu ia mengenal bisnis yang satu ini.

Ia bahkan jadi rajin membaca buku. Saya tidak menyangka bukunya Robert T. Kiyosaki (The Cashflow Quadrant) berhasil dia lahap. Masih ada buku kepribadian yang katanya saat ini ingin diselesaikan. Padahal sebelumnya dia paling malas baca buku. Alasannya: susah mengerti, apalagi buku-buku teks. Tetapi kalau sudah mengerti, kadang jadi lupa. Lama mengerti, cepat lupa. Hmm... kronis bukan?!

Sekarang dia juga jadi lebih antusias. Tidak patah semangat. Lebih positif dalam melihat setiap peluang. Kesuksesan itu katanya seperti mencari angka enam dari lemparan dadu. Dalam satu kesempatan melempar, mungkin angka enam belum keluar. Tetapi mustahil dia tidak akan muncul pada kesempatan lemparan berikutnya. (Waw..ini keajaiban! Sebelumnya dia tidak pernah menyimpan kata bijak sepenggal pun. Karena terpesona dengan pencerahan yang dialaminya, saya sampai lupa mengingatkan agar memeriksa setiap dadu. Pastikan, sebelum melempar, ada angka enam di salah satu sisinya. Hehehe...)

Oh iya, (lagi-lagi karena terkesima) saya jadi lupa menyebutkan “bisnis” yang menjadi pemicunya. Dia tergabung dalam jaringan Tianshi. Setiap anggotanya dipacu untuk mencari sebanyak mungkin downline dan memasarkan sebanyak mungkin produk-produk Tianshi. Semacam kerja marketing. Dari usaha ini, dia akan memperoleh pangkat mulai dari Bintang Satu sampai Bintang Delapan dengan segala bonusnya. Di jenjang yang lebih tinggi, ada penghargaan (reward). Mulai dari perjalanan gratis ke luar negeri, mobil BMW, kapal pribadi (yacht), pesawat pribadi, hingga villa mewah.

Saya berhadap dia akan memperoleh impiannya. Meski sejatinya, dia sudah mendapatkan sesuatu yang lebih berharga dari itu semua. Antusiasme, pantang menyerah, berpikir positif, dan terus menerus memperkaya wawasan dengan ilmu, adalah “bintang” yang sesungguhnya. Harta hidup yang tidak akan pernah lekang dimakan zaman.***

Inspired by Alwan. Go Freedom!

Tidak ada komentar: