PONDOKAN di sisi kanan tempat saya tinggal waktu kuliah S1
dulu, namanya “Kreatif”. Sejauh pengalaman saya, mereka yang tinggal di sana memang
kreatif dan (ternyata) itu menular. Hanya dengan bermodalkan gelas dan sendok,
misalnya kami dapat minum teh atau kopi gratis di pagi hari. Pada satu kamar
kami meminta teh/kopi. Di kamar lain gula. Pada teman di kamar berikutnya, kami
minta air panas untuk menyeduh teh/kopi tadi. Kreatif kan? Hehehe… Saya jadi
ingat Charles Darwin. Ilmuwan Inggris ini menyebut spesies yang dapat bertahan
hidup adalah mereka yang “mampu beradaptasi”. Sejauh pengalaman saya, mereka
yang kreatiflah yang mampu “bertahan hidup”.
Sebaiknya kita jangan terjebak pada definisi. Tafsirkan saja
“kreatif” sebagai kecerdasan untuk melakukan dan menghasilkan hal yang berbeda
dan berdampak positif. Atau mungkin Anda punya pendapat lain? Silahkan. Buku
yang baru saja saya baca ini juga memberi penafsiran tersendiri tentang apa
yang disebut kreatif. Yoris Sebastian menuliskan 101 tips kreatifnya dalam buku
yang berlabel “Best Seller” itu. Jika
Anda termasuk orang yang tidak pernah mendengarkan acara Broadcast Bar di Hard Rock FM, bersiaplah bingung. Yoris juga masih
menyisakan beberapa contoh program acara yang rasanya tidak semua orang pernah
menikmatinya. Tapi bukan bingung yang menjadi tujuan tulisan ini. Sebaliknya, saya
ingin menyederhanakan jumlah 101 menjadi tiga. Fewer rules are the simple rules. Mudah-mudah ini juga bernilai
kreatif.