SIANG menjelang sore itu handphone
saya berdering. Nomor yang menghubungi tidak saya kenali. Normalnya
sih diabaikan. Tapi tidak untuk saat itu. Eh, ternyata di seberang
telepon seorang teman. Dia produser di Sindo TV Kendari, meminta
untuk jadi narasumber sebuah acara dialog tentang media dan kampanye
politik jelang 2014. Wah serius lagi, pikirku. “Live atau
direkam?” tanya saya. “Live,” jawabnya. Jleb. Kulit
yang gelap. Wajah tua dan kuyu. Pakaian dan cara berbusana yang jauh
di bawah standar enak dipandang, membuat saya berencana menolak.
Tapi tunggu dulu,
“Siapa narasumber lain yang akan hadir?” tanya saya lagi. Dia
menyebut beberapa nama. Sedikit lega rasanya. Orang-orang itu tidak
jauh berbeda dengan saya. Setidaknya, kalau penampilan saya hancur,
saya tidak sendiri. Hehehe... Televisi memang media yang memaksa
siapa saja untuk tampil penuh dengan polesan di sana-sini. Televisi
itu teater. Hanya yang dapat mementas dengan totalitas perannya yang
bisa bertahan di kotak kaca itu. Di televisi urusan pakaian plus
perfoma fisik lainnya sangat penting. Itu yang bikin saya putar cari
akal.